Masih ingatkah Anda dengan pertandingan
semifinal liga Champions musim 2010 antara Inter Milan versus Barcelona?
Pada saat itu, para pengamat sepak bola memprediksi Barcelona lah yang
akan keluar sebagai pemenangnya. Tetapi, siapa nyana ternyata Inter
Milan dengan the special one nya, Mourinho mampu membalikkan prediksi
sebagian besar pengamat sepak bola saat itu. Inter Milan mampu
membungkan Barcelona dengan agregat kemenangan 3-2, hasil dari
kemenangan 3-1 di kandang dan kalah 1-0 di kandang Barcelona. Saat itu,
Mourinho menerapkan strategi yang tak lasim dilakukan. Mourinho
menginstruksikan semua pemainnya untuk bertahan di area kotak penalti
sendiri. Setidaknya, 10 pemain Inter Milan berada di area kotak penalti
mereka dan hanya menyisakan seorang Eto’o di depan. Hasilnya, Barcelona
seperti mati kutu dan harus legowo takluk dari Inter Milan yang pada
saat penyisihan grup sempat mereka kalahkan. Akhirnya Inter Milan pun
menjadi juara liga Champions setelah mengalahkan Bayer Munchen di Final.
Strategi tak lasim Mourinho ini, saat ini sering disebut oleh para
pengamat sepak bola Indonesia sebagai strategi “parkir bus”.
Fenomena sepak bola “parkir bus” kembali
bisa kita saksikan saat Chelsea bertemu Barcelona di semifinal liga
Champions musim 2012. Seluruh pemain Chelsea mulai dari penyerang hingga
bek diintruksikan Di Matteo, pelatih saat itu untuk bertahan secara
berjamaah diarea kotak penalti. Lagi-lagi Barcelona dibuat tak
berdaya. Kehebatan tiki-taka barcelona tak mampu membobol tembok besar
Chelsea itu. Strategi “parkir bus” ala Chelsea menang atas tiki-taka ala
Barcelona. Hingga akhirnya, Chelsea pun boleh bergembira, karena untuk
pertama kalinya mereka berhasil mengangkat piala liga Champions setelah
di final mengalahkan Bayer Munchen lewat drama adu penalti.
Liga Champions musim ini (2013), Barcelona
lagi-lagi menjadi korban strategi “parkir bus”. Kali ini, AC milan lah
si pemiliki strategi itu. Pelatih Milan, Massimiliano Alegri sepertinya
paham betul bahwa cara efektif untuk mengalahkan Barcelona hanyalah
dengan memarkir banyak pemain di kotak penalti sendiri, sambil mencuri
kesempatan untuk melakukan serangan balik. Strategi ini terbukti
berhasil meredam serangan-serangan sporadis para pemain Barcelona. Data
statistik pun menyebutkan bahwa dalam pertandingan leg pertama
perdelapan final dikandang AC Milan itu, sekalipun Barcelona menguasai ball possition, tetapi shot on
goal dimenangkan oleh Milan, bahkan dua diantaranya menghasilkan gol.
Milan pun menang dua gol tanpa balas. Meski kalah, Barcelona sebenarnya
masih memiliki peluang untuk lolos, dengan syarat harus mampu mencetak
tiga gol tanpa balas dikandangnya sendiri. Namun, rasanya hal itu tidak
akan mudah untuk dilakukan, apalagi jika Milan kembali menerapkan
strategi yang sama, strategi “parkir bus”. Dan, apabila Milan mampu
menaklukan Bercelona, selanjutnya kita tinggal menunggu apakah memori
liga Champions musim 2010 dan 2012 bisa kembali terulang; memori dimana
tim yang mampu mengalahkan Barcelona lewat strategi “parkir bus”nya
akhirnya menjadi juaranya.